Arti Manaqib adalah sifat yang baik, etika dan moral. Kalangan pesantren dan anggota jamiyah thariqah, serta warga NU umumnya, sering menyelenggarakan upacara keagamaan yang di dalamnya antara lain dibacakan Manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jilani. Syeikh Abdul Qodir adalah tokoh sentral ajaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang abyak pengitnya di Indonesia. Ia lahir di daerah jilan (Golan), Iran, tahun 1077 M (471 H) dan wafat tahun 1165 (561 H). Ritual pembacaan manaqib itu biasa di kenal dengan nama manaqiban.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3QhOm3YtKqOF6063rwRuZwpa6VlgzErWkNYFp1GEiB_M3qxVpqLvCvIRlYI04WKUsC_jmuoa417EJQHD7B_KQbLZxiP4O42jJmWMAwHUvQpuVrnAL_5p6sSf-IkcJzpd42UEHa7RWT5G_/s1600/Image.jpg)
- Gurunya adalah Nabi Khidir
as.
- Sewaktu masih bayi, tidak
pernah mau menyusu pada ibunya ketika bulan Ramadlan.
- Setiap waktu bersikap
zuhud, berpakaian sederhana, kendaraannya bighal dan kalau berjalan tanpa
mengenakan alas kaki.
- Makanannya selalu dari
barang halal.
- Jarang tidur, ibadah
malamnya istiqomah. Sepanjang hidupnya antara sholat isya’ dan shubuh dilakukan
dengan berwudlu satu kali. Karena dia tidak pernah batal. Sujudnya lama sekali.
- Madzhabnya mengikuti Imam
Syafi’i dan Imam Hambali.
- Pancaran kesufiaannya dalam
beribadah kepada Allah SWT mempunyai kesan yang menakjubkan.
- Karena kedekatannya dengan
Allah SWT, dia mempunyai banyak karomah yang dipercaya sebagai tanda
kewaliannya.
Dengan sering membaca, mendengar dan mencermati manaqib
tersebut diharapkan akan membentuk pribadi muslim yang berakhlaqul karimah,
menembus cakrawala taqwallah yang paripurna.
Semoga bermanfaat.
Dikutip dari buku ANTOLOGI NU. (Khalista. H. Soeleiman
Fadeli, Mohammad Subhan, S.Sos. 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar