Pages

Kamis, 11 Desember 2014

SEKILAS TENTANG MANAQIB | BELAJAR ISTIQOMAH


Arti Manaqib adalah sifat yang baik, etika dan moral. Kalangan pesantren dan anggota jamiyah thariqah, serta warga NU umumnya, sering menyelenggarakan upacara keagamaan yang di dalamnya antara lain dibacakan Manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jilani. Syeikh Abdul Qodir adalah tokoh sentral ajaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah yang abyak pengitnya di Indonesia. Ia lahir di daerah jilan (Golan), Iran, tahun 1077 M (471 H) dan wafat tahun 1165 (561 H). Ritual pembacaan manaqib itu biasa di kenal dengan nama manaqiban.

Kitab yang memuat sejarah pribadi Syeikh Adul Qadir dan banyak beredar di Indosia adalah Kitab an-Nur al-Burhany. Dalam kitab tersebut dikisahkan tentang manaqib (sifat-sifat pribadi yang mulia) Syeikh, di antaranya:

-  Gurunya adalah Nabi Khidir as.
- Sewaktu masih bayi, tidak pernah mau menyusu pada ibunya ketika bulan Ramadlan.
 Setiap waktu bersikap zuhud, berpakaian sederhana, kendaraannya bighal dan kalau berjalan tanpa mengenakan alas kaki.
 Makanannya selalu dari barang halal.
- Jarang tidur, ibadah malamnya istiqomah. Sepanjang hidupnya antara sholat isya’ dan shubuh dilakukan dengan berwudlu satu kali. Karena dia tidak pernah batal. Sujudnya lama sekali.
 Madzhabnya mengikuti Imam Syafi’i dan Imam Hambali.
 Pancaran kesufiaannya dalam beribadah kepada Allah SWT mempunyai kesan yang menakjubkan.
 Karena kedekatannya dengan Allah SWT, dia mempunyai banyak karomah yang dipercaya sebagai tanda kewaliannya.

Dengan sering membaca, mendengar dan mencermati manaqib tersebut diharapkan akan membentuk pribadi muslim yang berakhlaqul karimah, menembus cakrawala taqwallah yang paripurna.

Semoga bermanfaat.


Dikutip dari buku ANTOLOGI NU. (Khalista. H. Soeleiman Fadeli, Mohammad Subhan, S.Sos. 2007)

Tidak ada komentar: