Pages

Jumat, 23 Mei 2014

Kisah Mengharukan Sayyidina Ali dan Fatimah Az-Zahra


“Sungguh kami memberikan makanan kepada kalian hanyalah untuk megharap keridloan Allah Swt. Kami tidak menghendaki balasan dari kelian dan tidak pula ucapan terimakasih” (Al-insan:9)

Yang merusak amal dan ibadah harapan akan dua hal : balasan dan pujian. Dalam ayat di atas Allah Swt. Menceritakan orang-orang yang menjadi sebab turunnya ayat ini. Mereka sebagaimana diceritakan Allah Swt, tidak mengharapkan balasan mereka, mereka hanya menginginkan ridlo Allah Yang Maha besar lagi Maha Mulia.

Ja’far ibn Muhammad al-shidiq r.a memaparkan sebab turunnya ayat ini : Ketika ‘Ali ibn Abi tholib k.w berpuasa disuatu hari, ia bertanya kepada fatimah r’a, “Ya Fatmah, adakah sesuatu untuk kita berbuka hari ini?”

Fatimah menjawab,” Ya sepotong roti yang telah aku buatkan untukmu”. Beberapa saat kemudian seorang pengemis datang meminta makanan. Ali k.w berkata, “Fatimah, berikanlah roti itu kepada pengemis ini”. Fatimah r.a pun memberikannya. Sesudah itu fatimah r.a membuat harirah untuk berbuka puasa. Hariroh adalah makanan yang terbuat dari  madu, kurma dan susu. Tidak lama kemudian datanglah seorang anak yatim yang bapaknya gugur sebagai syahid. Si anak yatim memelas,” Apakah kalian mempunyai makanan? Aku lapar”

Ali k.w bertaya, “Fatimah, apakah kamu memiliki sesuatu?” Fatimah r.a menjawab, “ Ya, aku telah menyiapkan hariroh untuk kita berbuka puasa.” Ali k.w menyuruh,” Berikanlah kepada anak yatim ini!” Fatimah r.a pun memberikannya. Fatimah kemudian membuat tepung dari gandum. Tidak lama setelah itu datang seorang tawanan dan memohonn belas kasian, “ Aku lapar, apakah kalian mempunyai makanan yang dapat kalian berikan padaku?”

‘Ali k.w bertanya, “ Fatimah, apakah kamu memiliki makanan uuntuk tawanan ini?’ Fatimah r.a menjawab, “ya, roti ini aku membuatnya untuk kau berbuka puasa.” Waktu itu hari sudah sore, menjelang  maghrib, ali k.w memerintahkan,” berikan roti itu kepadaku!” ali k.w lalu memberikannya kepda si tawanan.

Begitu waktu maghrib tiba, Ali k.w bertannya, “ Apakah kita mempunyai makanan, ya Fatimah?” Fatimah mmennjawab, “tidak, Demi Allah, kita tidak memiliki sedikitpun makanan?” Ali k.w berkata, “ Ya Fatimah, apakah kamu tahu makan malam para malaikat? Dzikirlah yang mereka makan, cahayalah yang mereka makan dan sepannjang waktu mereka menyucikan Allah Swt. Mari kita juga berdzikir dan memujinnya.” ‘Ali k.w bersama istrinya fatimah r.a kemudian berdzikir dan memujinya seraya menahan lapar kerea tidak ada yang bisa mereka makan. Padahal siangnya mereka berpuasa, sampai akhirnya mereka tertidur.

Atas kejadian inilah Allah Swt menurunnkan ayat:
“dan mereka memberikan makanan yang di sukai kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang di tawan, Sesungguhnya kami memberikan makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharap keridloan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terimakasih” (Al-insan:8-9)


Abu bakr Ibn Dinar menjelaskan,” dalam kejadian sebenarnya mereka yang ikhlas melakukan suatu amal atau memberikan sesesatu kepada orang lain yang membutuhkan tidak mengucapkan kata-kata yang disebiutkan dalam ayat. Tetapi, Allah Swt melihat hati mereka sehingga dia tahukeikhlasan mereka. Dia gambarkan keikhlasan itu bahwa seolah-olah di dalam hati mereka berkata demikian, dia memuji sikap dan keikhlasan mereka.

Tidak ada komentar: