“Sungguh kami memberikan makanan kepada kalian hanyalah untuk megharap keridloan Allah Swt. Kami tidak menghendaki balasan dari kelian dan tidak pula ucapan terimakasih” (Al-insan:9)
Yang merusak amal dan ibadah
harapan akan dua hal : balasan dan pujian. Dalam ayat di atas Allah Swt. Menceritakan
orang-orang yang menjadi sebab turunnya ayat ini. Mereka sebagaimana
diceritakan Allah Swt, tidak mengharapkan balasan mereka, mereka hanya
menginginkan ridlo Allah Yang Maha besar lagi Maha Mulia.
Ja’far ibn Muhammad al-shidiq r.a
memaparkan sebab turunnya ayat ini : Ketika ‘Ali ibn Abi tholib k.w berpuasa
disuatu hari, ia bertanya kepada fatimah r’a, “Ya Fatmah, adakah sesuatu untuk
kita berbuka hari ini?”
Fatimah menjawab,” Ya sepotong
roti yang telah aku buatkan untukmu”. Beberapa saat kemudian seorang pengemis
datang meminta makanan. Ali k.w berkata, “Fatimah, berikanlah roti itu kepada
pengemis ini”. Fatimah r.a pun memberikannya. Sesudah itu fatimah r.a membuat
harirah untuk berbuka puasa. Hariroh adalah makanan yang terbuat dari madu, kurma dan susu. Tidak lama kemudian
datanglah seorang anak yatim yang bapaknya gugur sebagai syahid. Si anak yatim
memelas,” Apakah kalian mempunyai makanan? Aku lapar”
Ali k.w bertaya, “Fatimah, apakah
kamu memiliki sesuatu?” Fatimah r.a menjawab, “ Ya, aku telah menyiapkan
hariroh untuk kita berbuka puasa.” Ali k.w menyuruh,” Berikanlah kepada anak
yatim ini!” Fatimah r.a pun memberikannya. Fatimah kemudian membuat tepung dari
gandum. Tidak lama setelah itu datang seorang tawanan dan memohonn belas
kasian, “ Aku lapar, apakah kalian mempunyai makanan yang dapat kalian berikan
padaku?”
‘Ali k.w bertanya, “ Fatimah,
apakah kamu memiliki makanan uuntuk tawanan ini?’ Fatimah r.a menjawab, “ya,
roti ini aku membuatnya untuk kau berbuka puasa.” Waktu itu hari sudah sore,
menjelang maghrib, ali k.w
memerintahkan,” berikan roti itu kepadaku!” ali k.w lalu memberikannya kepda si
tawanan.
Begitu waktu maghrib tiba, Ali
k.w bertannya, “ Apakah kita mempunyai makanan, ya Fatimah?” Fatimah
mmennjawab, “tidak, Demi Allah, kita tidak memiliki sedikitpun makanan?” Ali
k.w berkata, “ Ya Fatimah, apakah kamu tahu makan malam para malaikat? Dzikirlah
yang mereka makan, cahayalah yang mereka makan dan sepannjang waktu mereka
menyucikan Allah Swt. Mari kita juga berdzikir dan memujinnya.” ‘Ali k.w
bersama istrinya fatimah r.a kemudian berdzikir dan memujinya seraya menahan
lapar kerea tidak ada yang bisa mereka makan. Padahal siangnya mereka berpuasa,
sampai akhirnya mereka tertidur.
Atas kejadian inilah Allah Swt
menurunnkan ayat:
“dan mereka memberikan
makanan yang di sukai kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang di tawan,
Sesungguhnya kami memberikan makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharap
keridloan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kalian dan tidak pula
ucapan terimakasih” (Al-insan:8-9)
Abu bakr Ibn Dinar menjelaskan,”
dalam kejadian sebenarnya mereka yang ikhlas melakukan suatu amal atau
memberikan sesesatu kepada orang lain yang membutuhkan tidak mengucapkan
kata-kata yang disebiutkan dalam ayat. Tetapi, Allah Swt melihat hati mereka
sehingga dia tahukeikhlasan mereka. Dia gambarkan keikhlasan itu bahwa
seolah-olah di dalam hati mereka berkata demikian, dia memuji sikap dan
keikhlasan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar